Senin, 27 Oktober 2014

monggo monggo Inilah saatnya Anda harus Membayar jika Tertawa -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Tertawa adalah salah satu ekspresi umum yang biasa dilakukan seseorang saat melihat sesuatu hal yang dianggap lucu. Tertawa selain dikenal manfaatnya untuk mengurangi stres, juga masih banyak pula manfaat positif lainnya pada saat Anda tertawa, yang tentunya baik untuk kesehatan jasmani serta rohani Anda. Akan tetapi pernahkah Anda bayangkan, apa yang akan Anda lakukan jika Anda harus mempersiapkan sejumlah uang untuk membayar jika ingin tertawa?

The Teatreneu, sebuah komedi klub di kota Barcelona, Spanyol, saat ini telah memperkenalkan sebuah cara inovatif bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan mereka. 'Pay-Per-Laugh', demikianlah konsep ini mereka perkenalkan kepada publik, sebuah konsep sederhana yang akan menghitung berapa biaya yang harus dibayar oleh masing-masing pengunjung setiap kali mereka kedapatan tertawa.. Sebuah perangkat lunak pengenal wajah yang telah dipersiapkan secara khusus dan di-desain sedemikian rupa pun telah dipersiapkan untuk membantu melacak jumlah pasti tertawa dari tiap pengunjung.

Ide aneh ini sesungguhnya merupakan percobaan dari kemitraan dengan sebuah biro iklan, The Cyranos McCann, yang bertujuan sebagai tanggapan terhadap kenaikan pajak yang dilakukan oleh pemerintah terhadap usaha pertunjukan teater dari yang sebelumnya 8% menjadi 21%, hingga menyebabkan penurunan pengunjung teater hingga 30% dalam kurun waktu satu tahun. Hal inilah yang akhirnya membuat Teatreneu memutuskan untuk menanggapi situasi ini dengan selera 'humor' mereka hingga terciptalah konsep 'Pay-Per-Laugh'. Setiap kursi penonton kini dilengkapi dengan sistem pengenalan wajah yang akan mendeteksi setiap perubahan wajah, mulai hanya sekedar senyum hinggat tertawa terbahak-bahak. Setiap penonton yang hadir tidak dikenakan biaya masuk apapun, dan jika hingga saatnya pulang tidak menghasilkan senyum ataupun tawa, maka penonton tersebut tak perlu membayar apa-apa. Tersenyum akan dikenakan biaya € 0,30 hingga yang termahal € 24 saat Anda tertawa terbahak-bahak.



Hebatnya, klub ini juga menawarkan aplikasi mobile sebagai salah satu metode pembayaran, serta ada voucher khusus 'Pay-Per-Laugh'. Percobaan telah terbukti berhasil sejauh ini, dengan harga rata-rata harga tiket naik sebesar 6 euro. Liputan media dan sharing media sosial turut menambah peningkatan 35% dalam jumlah penonton. Setiap acara 'Pay-Per-Laugh' menghasilkan 28.000 euro lebih dari uang tiket dari acara reguler.

Sistem ini sekarang sedang diimplementasikan di teater lainnya di seluruh Spanyol, dan negara-negara lainnya tampak telah menunjukkan minatnya juga. James Woroniecki, direktur klub 99 London, mengatakan: "Kedengarannya menyenangkan, hanya selama semua data pengenalan wajah tidak harus diteruskan ke NSA!" Ya, tidak ada yang lucu tentang hal itu ... "Ini akan menjadi tantangan teknis yang besar, karena banyak orang yang begitu sering tertawa di klub 99, sepertinya kita harus menginstal mesin ATM juga di setiap kursi, "katanya bercanda menambahkan.

sumber:

Rabu, 15 Oktober 2014

monggo monggo Conchita Wurst: antara Prestasi dan Kontroversi -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Entah apa yang akan muncul dalam pikiran Anda saat pertama kali melihat foto Conchita Wurst ini? Tapi apapun itu, satu hal yang tentunya sudah pasti, Conchita Wurst merupakan pemenang Eurovision Song Contest 2014 yang diselenggarakan di Copenhagen, Denmark dengan lagu andalannya, "Rise Like a Phoenix".
>
Conchita Wurst adalah nama lain dari pria yang memiliki nama asli Thomas "Tom" Neuwirth, lahir pada 6 November 1988. Selain tertarik dengan dunia fashion, Thomas pertama kali mengikuti ajang pencarian bakat Starmania di tahun 2007. Kala itu ia berhasil keluar sebagai pemenang kedua. Dan setelahnya, ia pun sempat membentuk sebuah boyband yang bernama Jetzt Anders!, namun sayang grup boyband ini hanya sesaat bertahan. Grup ini bubar di tahun yang sama saat pembentukkannya, tahun 2007.

Tumbuh dan dibesarkan di sebuah kota kecil bernama Bad Mitterndorf, di daerah pedesaan Styrian, Thomas menyatakan bahwa daerah pegunungan adalah tempat yang indah untuk tumbuh besar, tapi itu ia mempermudah prasangka seseorang untuk mengira dirinya sebagai homoseksual. "Menjadi remaja, seorang remaja yang disebut gay, di sebuah desa kecil, tidak lebih menyenangkan daripada menjadi bagian dari komunitas gay dan sebagian besar gay memiliki cerita yang sama dengan saya". Dari usia dini ia mengakui bahwa ia berbeda dari anak-anak lain, awalnya percaya bahwa ini adalah karena ada "sesuatu yang salah" dengan dia. Dia mengaku kadang-kadang memakai rok saat TK dan kemudian sekolah, meskipun demikian ia kemudian merasa bahwa dia hanya bisa senang melakukannya saat berada di loteng rumahnya. Ketika memasuki usia 14 tahun, Thomas pindah ke Graz untuk mengikuti ujian akhir dimana saat itu ia sangat terfokus pada dunia fashion. Dan ikon fashionnya ternyata adalah Victoria Beckham.

Tahun 2011, Thomas sudah mulai tampil sebagai Conchita Wurst, seorang wanita berjenggot. Dalam bahasa Jerman, "Wurst" berarti "sosis", dan nama itu diambil dari sebuah kalimat ekpresi Jerman yang umum "Das ist mir doch alles Wurst", yang diterjemahkan sebagai "itu semua sama saja bagiku", dan "aku tidak peduli", yang menyatakan bahwa ia memang tidak peduli atas apa tanggapan orang melihat penampilannya itu. Sementara nama "Conchita" di-adopsi dari seorang nama temannya yang asli Kuba. Dan uniknya, meskipun Thomas kini lebih dikenal publik sebagai Conchita Wurst, ditambah masa lalunya yang juga dikenal sebagai gay, tapi kini ia dengan tegas menyatakan bahwa ia bukanlah seorang transgender, dan bukan seorang gay.

Latar belakang kemenangannya sendiri di ajang pencarian bakat Eurovision, diawali ketika pada 10 September 2013, penyiar nasional Austria ORF mengumumkan bahwa mereka telah memilih Conchita untuk mewakili Austria pada Eurovision Song Contest 2014, yang diselenggarakan di Kopenhagen, Denmark pada Mei 2014 lalu.



Dan meski sebelum Conchita, memang telah ada individu lain yang jelas dikenal publik sebagai LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender), namun kemenangan Conchita di ajang pencarian bakat Eurovision Song Contest 2014 ternyata berujung kontroversi hingga menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Kelompok konservatif, terutama di Eropa Timur, mengecam kemanangan Conchita yang dianggap seperti mendorong tumbuh kembangnya masalah homoseksualitas. Di Austria, empat hari setelah ORF mengumumkan keputusannya, lebih dari 31.000 orang telah mendukung halaman Facebook yang berjudul "Anti-Wurst". Petisi lain juga muncul di Rusia dan Belarus yang menyerukan penyiaran nasional masing-masing untuk mengedit kinerja Conchita ini dari kontes televisi; permohonan Rusia ini menegaskan bahwa Eurovision telah dianggap sebagai "sarang sodomi, di inisiasi liberal Eropa". Politisi Konservatif Rusia, Vitaly Milonov mendesak panitia seleksi Eurovision Rusia untuk memboikot kompetisi tersebut sebagai akibat dari inklusi Conchita Wurst, dan menggambarkan penampilannya sebagai "propaganda terang-terangan atas homoseksualitas dan pembusukan spiritual" dan menyebut Conchita sebagai sebagai "manusia cabul dari Austria". Sementara wakil Armenia untuk kontes, Aram Mp3, menyatakan bahwa gaya hidup Conchita adalah "tidak wajar" dan bahwa ia harus memutuskan apakah dia seorang pria atau wanita. Mengenai hal ini Conchita dengan tegas membalas berkomentar "Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak ingin menjadi seorang wanita. Saya hanya seorang pekerja dan anak yang sangat malas di rumah". Aram pun kemudian meminta maaf, dengan menyatakan bahwa komentarnya itu hanya dimaksudkan sebagai lelucon.


Dan tak hanya komentar "pedas", dukungan pun ternyata mengalir untuk Conchita, salah satunya adalah dari New Statesman yang menyatakan bahwa, "Suara untuk Conchita adalah suara untuk melawan homofobia dan transphobia Rusia, dan kemenangan ini akan mengirimkan pesan yang kuat menantang ke arah timur". Sedangkan International Business Times meminta dukungan suara bagi Conchita dari mereka yang juga tidak setuju pada homofobia. Dan bagi para aktivis LGBT, figur Conchita Wurst dianggap sebagai ikon bagi masyarakat LGBT Eropa

Sementara itu, dunia internasional pun tampaknya ikut bersuara atas kemenangan Conchita Wurst ini. Harian Inggris Daily Mail menyebut kemenangan Wurst telah membuatnya menjadi seorang "superstar global". Bahkan Presiden Austria, Heinz Fischer menegaskan bahwa itu "bukan hanya kemenangan untuk Austria, tapi di atas semua keragaman dan toleransi di Eropa". Pada saat kembali ke Austria, ia disambut di bandara oleh kerumunan lebih dari 1.000 penggemar yang bersorak-sorai, serta banyak dari mereka yang memakai jenggot palsu dan bernyanyi "Rise Like a Phoenix". Sebuah stasiun radio lokal dirayakan kemengangan Conchita dengan memutar lagu "Rise Like a Phoenix" terus-menerus 48 kali selama empat jam. Dan di Rusia, lagu "Rise Like a Phoenix" menduduki puncak chart download internet selama dua hari setelah kompetisi.

Dan berikut cuplikan lagu "Rise Like a Phoenix" yang telah mengantarkan Conchita Wurst sebagai pemenang di Eurovision Song Contest 2014.


sumber:
Conchita Wurst
conchitawurst's Profile • Instagram
conchita wurst (@ConchitaWurst) | Twitter
Conchita Wurst | Facebook
Conchita Wurst | Eurovision Song Contest

Rabu, 08 Oktober 2014

monggo monggo Benarkah Payudara Besar cenderung lebih Pintar? -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Hingga saat ini, payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang selalu menjadi perhatian kaum pria. Bagian tubuh wanita yang satu ini seringkali juga menjadi masalah di bagi wanita itu sendiri. Di satu pihak, banyak sekali wanita yang merasa tidak puas, bahkan cenderung merasa risih atau malu dengan ukuran ataupun bentuk dari payudara mereka. Tapi tak sedikit pula wanita yang merasa bangga dengan ukuran payudara yang mereka miliki yang bahkan dianggap orang lain terlalu besar.

Sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah universitas di Chicago terhadap sekitar 1.200 wanita menunjukkan bahwa wanita yang memiliki payudara besar, dalam artian 'alami', cenderung memiliki kecerdasan yang lebih tinggi. Dalam penelitian ini, para wanita tesebut dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan ukuran payudara mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang memiliki payudara besar memiliki IQ lebih besar, yaitu sekitar 10 poin dibanding mereka yang hanya diberkahi ukuran payudara yang lebih kecil. Demikian pula wanita yang memiliki ukuran payudara standar dibanding dengan mereka yang memiliki ukuran payudara di bawah normal.
 
Hasil mengejutkan didapat juga dari penelitian dari sebuah konstruk sosial yang menyatakan bahwa wanita yang cerdas adalah yang berambut hitam, ramping, dan berpayudara kecil. Bila ditambahkan sepasang kacamata dalam kriteria tersebut Anda akan langsung memiliki gambaran bahwa wanita yang dimaksud adalah seorang guru besar wanita atau seorang wanita kutu buku.
 
Jadi jika demikian, apa itu berarti bahwa aktris sensual seperti Marilyn Monroe, Jayne Mansfield dan Jane Russell masuk dalam kategori seksi, tapi bodoh? Pasti tidak, karena dari semua yang mengenal dekat mereka secara pribadi mengakui bahwa tiga wanita selebritis itu ternyata sangat cerdas.
 
Dari sebuah survey lain yang dilakukan terhadap sejumlah wanita, ternyata menunjukkan bahwa sekitar 42 persen dari mereka tidak puas dengan ukuran payudara mereka. Hal itu disebabkan karena ukuran payudara adalah salah satu hal yang pertama kali diperhatikan di saat seseorang memperhatikan mereka. Jadi bukan masalah sosial ekonomi, tingkat pendidikan ataupun karir, tapi ukuran payudara ternyata merupakan masalah nomor satu di kalangan wanita itu sendiri.
 
Studi penelitian lain menunjukkan bahwa kebanyakan pria pun ternyata lebih suka wanita yang memiliki ukuran payudara besar. Para peneliti tersebut akhirnya menyimpulkan bahwa ukuran payudara yang dianugerahkan Tuhan pada setiap wanita adalah salah satu bentuk seleksi alam.
 
Sebuah situs web penelitian terkemuka menemukan bahwa hanya 17 persen dari 1.650 responden laki-laki berpikir bahwa ukuran payudara yang ideal bagi seorang wanita adalah di bawah cup C. Jelas mengalahkan 83 persen lainnya yang menginginkan seorang wanita dengan payudara yang besar, atau lebih besar dari rata-rata wanita umumnya.
 
Di sisi lain, hanya 26 persen mengatakan bahwa wanita yang memiliki ukuran payudara dengan cup B masih masuk dalam pertimbangan mereka, sementara 20 persen lainnya menyatakan bahwa ukuran payudara seorang wanita adalah suatu pertimbangan penting disaat mereka mencari pasangan.
 
Beberapa wanita dengan payudara yang lebih kecil mungkin akan terus berharap bahwa payudara dapat meningkatkan kecerdasan mereka. Sayangnya, tidak ada bukti seperti itu dan tidak ada gagasan yang mendukung, meskipun studi formal memang belum pernah dilakukan. 
 
Sementara itu, sosiolog berpendapat bahwa korelasi antara ukuran payudara dan kecerdasan mungkin terkait dengan hormon seks wanita (estrogen) yang membantu menentukan ukuran, bentuk dan ketegasan payudara yang juga cenderung menghasilkan struktur otak yang lebih baik.
 
Estrogen memang merupakan hormon yang cukup penting untuk pengembangan jaringan payudara dan biasanya meningkat dalam produksi tubuh pada masa pubertas dan kehamilan. Itu berarti, semakin banyak estrogen dhasilkan oleh tubuh Anda selama selama periode tersebut dalam kehidupan Anda, maka semakin besar payudara Anda akan bertumbuh.
 
Estrogen juga memainkan peran penting dalam perkembangan Anda ketika ada seorang janin dalam tubuh Anda, yang mana para ilmuwan percaya bahwa hubungan antara perkembangan otak dan ukuran payudara terkait erat bersama-sama. Kini, percayakah Anda bahwa memiliki payudara yang lebih besar alami benar-benar bisa membuat Anda serta anak-anak lebih pintar?

sumber:
Women with Large Breasts are Smarter
Women with bigger breasts found to be smarter
Women With Big Breasts Are Smarter!

Setujukah Anda bahwa Wanita dengan Payudara Besar cenderung lebih Pintar?
Setuju
Tidak
Poll Maker