Kamis, 24 September 2015

monggo monggo Guevedoces: Penis Tumbuh di usia 12 tahun -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Pada umumnya, perubahan fisik yang terjadi selama masa pubertas merupakan proses normal pada setiap manusia. Tapi hal ini rupanya tak berlaku di Salinas, sebuah desa terpencil yang berada di Republik Dominika sebelah barat daya. Perubahan fisik yang dialami penduduk desa ini selama masa pubertas terbilang ekstrim. Bagi beberapa anak lelaki yang tinggal di desa ini, masa pubertas adalah masa di saat simbol kejantanan mereka tumbuh. Banyak anak-anak yang sebelumnya terlahir tanpa alat kelamin pria, hingga dibesarkan sebagai anak perempuan, tiba-tiba berubah menjadi lelaki di masa remaja mereka. Meski demikian, fenomena unik yang telah akrab dengan sebagian besar penduduk desa Salinas ini, yang mereka sebut dengan istilah Guevedoces (tumbuhnya penis di usia 12 tahun), sudah tak lagi asing bagi mereka.

Kondisi ini ternyata merupakan kelainan genetik yang langka terjadi dalam pertumbuhan hidup seorang manusia, dimana terjadinya kehilangan enzim semasa bayi masih berada dalam kandungan. Enzim yang dimaksud adalah 5-alpha-reductase, yang secara normal seharusnya mampu mengubah hormon testosteron menjadi dihydro-testosteron (atau DHT) pada bayi lelaki, yang nantinya akan mengubah tuberkulum menjadi penis. Tanpa kehadiran DHT, kelamin akan lebih menyerupai klotoris yang terdapat pada tubuh wanita. Tapi pada kebanyakan bayi yang lahir dari wanita yang tinggal di Salinas, enzim tersebut menghilang seluruhnya.

Pada kondisi normal, bayi yang masih berada dalam kandungan akan memiliki sepasang kromosom X jika nantinya terlahir sebagai perempuan dan satu set kromosom XY jika terlahir sebagai anak laki-laki. Setelah memasuki delapan minggu masa pembuahan, barulah hormon seks akan hadir. Untuk bayi laki-laki, kromosom Y akan menginstruksikan gonad untuk berkembang menjadi testis dan mengirimkan testosteron untuk struktur yang disebut tuberkulum, yang kemudian akan diubah menjadi DHT agar penis dapat terbentuk. Untuk bayi perempuan, dengan tak adanya kehadiran DHT, maka tuberkulum akan berkembang menjadi klitoris.

Namun dikarenakan bayi-bayi yang masih memiliki tuberkulum utuh dan tak menampakkan adanya testis, maka seringkali orang tua menjadi keliru dan menganggapnya sebagai bayi perempuan. Hal ini akan berlangsung hingga masa pubertas, dimana organ reproduksi laki-laki akhirnya terbentuk. Pada masa ini suara mereka pun akan semakin berat, dan penis pada akhirnya tumbuh.

Sekitar 1 dari setiap 90 anak-anak di Salinas terlahir guevedoces, dan perubahan untuk mereka menjadi seorang laki-laki (biasanya berlangsung antara usia 7 hingga 12 tahun) dapat pula terjadi secara lambat hingga mereka beranjak dewasa. Kebanyakan guevedoces memiliki sedikit rambut pada wajah mereka dan kelenjar prostat yang lebih kecil dari kebanyakan pria. Namun demikian, kondisi lanka ini ahirnya menjadi hal biasa dalam kehidupan masyarakat desa Salinas, bahkan beberapa dari guevedoces ini masih memakai nama perempuan mereka, seperti Catherine, seorang guevadoce muda yang baru-baru ini menjadi anak laki-laki.

Johnny, kini berusia 24 tahun, merupakan salah satu dari penduduk desa Salinas yang juga awalnya dibesarkan sebagai anak perempuan. Pada awalnya ia diberi nama Feleticia oleh kedua orang tuanya. "Saya ingat, dulu saya mengenakan gaun merah semasa masih kecil," katanya. "Saya dilahirkan di rumah, bukan di rumah sakit. Mereka tak tahu apa jenis kelamin saya." Tapi Johnny menegaskan bahwa ia selalu merasa sebagai anak lelaki dalam hatinya. "Saya tak pernah menyukai berpakaian sebagai seorang anak perempuan. Dan ketika saya dibelikan mainan anak perempuan, semuanya tak pernah saya mainkan. Yang saya selalu inginkan pada waktu itu adalah bermain dengan anak laki-laki."


Jadi, ketika organ reproduksi pria akhirnya tumbuh di usianya yang ke 7 tahun, Johnny merasa sangat lega. "Saya senang ketika akhirnya hidup saya berubah," katanya.

Meskipun kondisi langka ini sebenarnya sudah lama sekali terjadi di Salinas, tapi laporan resmi yang tercatat, guevedoces baru ditemukan sekitar tahun 1970-an, oleh pakar endokrinologi, Dr. Julianne Imperato dari Universitas Cornell di New York. Dr. Julianne saat itu sengaja melakukan perjalanan ke Republik Dominika setelah mendengar rumor aneh yang menyebut adanya seorang anak gadis yang berubah menjadi anak lai-laki, hingga terbukti bahwa semuanya itu benar. Sejak itu, berbagai penelitian pun akhirnya dilakukan untuk mempelajari mengenai kondisi langka ini, yang menurut para ilmuwan, sesungguhnya semua hal yang terjadi ini adalah wajar. Anak-anak guevedoces, yang menurut istilah medis saat ini disebut sebagai pseudohermafrodit, akhirnya dibuat serangkaian dokumentasi film oleh BBC2, yang diberi judul Countdown to Life: The Extraordinary Making of You, Against the Odds.

Menurut Dr Michael Mosley, pemandu acara BBC, guevedoces dikenal juga dengan istilah 'machihembras', yang berarti 'awalnya perempuan, kemudian laki-laki'. "Ketika anak-anak ini lahir, mereka terlihat seperti seorang perempuan karebna tak adanya testis, hingga apa yang ada dianggap sebagai vagina," jelasnya. "Namun ketika mereka memasuki masa pubertas, barulah penis mereka tumbuh dan testis pun akhirnya nampak."


"Saya benci saat memasuki masa pubertas, suara pecah, suasana hati tak menentu, hingga ditertawakan kakak saya," kenangnya. "Tapi ternyata apa yang saya alami itu lebih mudah dibanding apa yang harus dialami oleh Johnny."

Kondisi langka yang mirip dengan apa yang dialami oleh penduduk Salinas ini ternyata dialami juga oleh penduduk desa Sambian di Papua Nugini, dan dikenal dengan sebutan 'turnims', yang berarti 'diharapkan menjadi laki-laki'. Sayangnya penduduk desa ini lebih menganggap anak-anak ini sebagai anak lelaki yang cacat, hingga mereka tertolak dalam keluarga karena dianggap mempermalukan nama keluarga. Di sisi lain, penduduk Salinas justru lebih terbuka dan menerima kehadiran anak-anak ini, bahkan sebuah pesta perayaan pun sengaja diadakan di saat perubahan fisik dari anak perempuan menjadi anak lelaki itu terjadi pada akhirnya.

Ditemukannya kasus guevedoces rupanya sangat membantu banyak orang di seluruh dunia. Ketika kondisi ini akhirnya dipelajari, perusahaan farmasi raksasa, Merck, akhirnya menciptakan obat yang kini dikenal dengan nama finastride, yang berguna untuk mem-blokir enzim 5-alpha-reductase. "Sekarang obat ini banyak digunakan untuk mengobati pembesaran prostat jinak dan mengatasi kebotakan pada pria," kata Dr Mosley. "Akhirnya, saya yakin, akan ada banyak kaum pria yang merasa bersyukur dengan adanya kasus langka ini."


Sabtu, 19 September 2015

monggo monggo Desa Tanpa Kaum Pria di Kenya -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Dalam pengertian harfiah, Umoja yang berarti 'tak bertuan' dalam bahasa Kenya, merupakan sebuah tempat perlindungan matriarkal dimana tak ada seorang pria pun yang diijinkan memasukinya. Desa ini berdiri sekitar 25 tahun yang lalu ini diprakarsai oleh seorang wanita Kenya bernama Rebecca Lolosoli, dengan maksud awal untuk menjadikannya sebuah tempat perlindungan yang aman bagi para wanita serta anak-anak perempuan yang ingin melarikan diri dari kekerasan yang kerap terjadi dalam masyarakat patriarkal pada umumnya di Samburu, wilayah Kenya bagian utara.

Rebecca, yang juga merupakan anggota suku Samburu, kini menjabat sebagai ibu pimpinan kepala 'Desa Wanita Umoja Usau'. Sejak kecil ia telah banyak menyaksikan banyak tindak kekerasan yang terjadi terhadap kaum perempuan, hingga membuat ia dapat menarik kesimpulan akan banyaknya tradisi adat yang sangat merendahkan kaum perempuan dalam suku Samburu, termasuk di dalamnya tindak perkosaan, kawin paksa dan sunat.

Sikap Rebecca yang menentang semua hal itu jelas menimbulkan banyak pertentangan di desanya. Dan semuanya memuncak kala beberapa wanita diperkosa oleh oknum tentara Inggris yang tengah melakukan pelatihan di dekat desanya. Hal tersebut diperparah dengan sikap pria desa yang justru ikut memukuli para wanita tersebut, sementara para suami tak sedikit pun melakukan protes atas apa yang menimpa para istri mereka. Jadilah pada sekitar tahun 1990 Rebeca memulai sebuah eksodus bersama beberapa wanita lainnya dan mendirikan sebuah desa yang kini mereka tempati.


"Selama lebih dari 50 tahun, tentara Inggris berlatih di dekat desa kami," katanya pada Satya Magazine. "Mereka dengan seragam warna hijau seringkali bersembunyi diantara dedaunan dan pepohonan, lalu ketika datang wanita yang hendak mencari kayu bakar, para prajurit itu akan menyergap dan memperkosa wanita tersebut sambil tertawa seolah itu adalah sebuah permainan bagi mereka. Para pria di desa lebih suka jika istri mereka pergi meninggalkan rumah sambil membawa anak-anak. Di rumah, para pria ini meramu changaa (sejenis minuman beralkohol) untuk dijual oleh istri mereka, dan mereka tahu bahwa hal ini ilegal. Tak heran jika banyak wanita yang akhirnya dipenjara dan terpaksa meninggalkan anak-anak mereka tanpa pengasuh, bahkan tak jarang anak-anak ini pun akhirnya di mangsa hyena."

"Suami saya sendiri sebenarnya tak seburuk itu," tambahnya. "Kami menikah ketika saya masih berusia 18 tahun, dan dia membayar mahar sebanyak 17 ekor sapi. Tapi ada empat orang di desa yang tak menyukai saya ketika saya mulai ikut berjualan, mereka bahkan sempat memukuli dan merampas uang saya. Lalu ketika saya mulai membicarakan tentang niatan untuk membantu para wanita korban perkosaan, dan suami pun mulai berhenti berjualan, orang-orang kembali memukuli saya hingga parah. Saat saya sembuh dan hendak meninggalkan rumah sakit, orang tua sebenarnya menasehati untuk saya kembali ke suami saya. Tapi setelah saya mendengar tentang apa yang dilakukan oleh orang-orang di kampung selama saya terbaring di rumah sakit, saya akhirnya memutuskan untuk pergi dari kampung, karena jika tidak, bukan tak mungkin bila lain waktu saya bahkan bisa terbunuh."



Selanjutnya Rebecca bersama sekitar 16 orang wanita korban kekerasan lainnya sepakat untuk membentuk komunitas perlindungan bersama. Mereka kemudian mendirikan tenda di sebuah padang rumput kering yang jarang didatangi orang. Umoja, yang dalam bahasa Swahili berarti 'persatuan' akhirnya resmi berdiri. Kini desa tersebut sudah lebih berkembang dan mandiri. Para wanita di desa tersebut lebih menyak menghabiskan waktu dengan membuat perhiasan atau kerajinan tangan lainnya dan menjadikan desa tersebut menjadi salah satu objek wisata hingga dapat menghasilkan uang bagi kebutuhan hidup para wanita beserta anak-anak yang juga tinggal di desa tersebut. Di samping itu, mereka juga mengumpulkan dana untuk pemeliharaan anak perempuan yang lari dari tindak kekerasan atau bahkan dibuang oleh orang tua mereka karena kehamilan yang tak di inginkan atau hamil diluar nikah.

Meskipun wanita-wanita Umoja ini berusaha keras untuk mandiri, tapi ternyata semua tak semudah yang mereka bayangkan. Rebecca menjelaskan bahwa pada awalnya mereka memulai dengan membuka toko ponsel di mana mereka juga menjual makanan berbahan dasar jagung serta manisan, tapi ide tersebut tak bisa berkembang. Setelah dua tahun, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa usaha tersebut gagal. Selanjutnya mereka kemudian mencoba untuk menjual artefak tradisional kepada wisatawan yang datang berkunjung. Kini usaha mereka tersebut sudah mulai diakui oleh pihak berwenang dari Kenyan Wildlife Services yang juga mengajak beberapa wanita Umoja untuk mengikuti pelatihan wisata pendidikan di Maasai Mara National Reserve, agar mereka dapat lebih mengembangkan apa saja produk-produk wisata yang kelak bisa ditawarkan di desanya.


"Segera setelah para wanita itu kembali, kami lalu membuat sebuah proyek ambisius dari budaya manyatta dan perkemahan, sebuah proyek yang keberhasilannya sangat bergantung pada usaha yang kami lakukan," kata Rebecca. "Kami memutuskan untuk menjual manik-manik pada wisatawan yang datang ke desa kami sekaligus menjadikan desa kami sebagai sebuah obyek wisata. Berkat usah tersebut kini kami sudah mampu mendirikan sekolah yang tak hanya diperuntukkan bagi anak-anak dari Umoja saja, tapi juga menerima anak-anak dari desa sekitar."

Begitu terdengar para wanita Umoja sudah lebih berhasil meningkatkan taraf kehidupan mereka, kembali berbagai persoalan harus mereka hadapi terutama dari orang-orang yang merasa iri atas keberhasilan mereka. "Beberapa orang dari desa terdekat memblokir jalan masuk ke desa kami agar tak ada wisatawan yang dapat mengunjungi kami," kenang Rebecca. "Bahkan setelah itu sekitar 30 prajurit ikut mengusir wisatawan yang bermaksud mendatangi desa kami dan membuat seolah desa kami merupakan desa yang tak layak dikunjungi." Akhirnya para wanita Umoja bersepakat untuk mengumpulkan uang agar dapat membeli tanah untuk mereka jadikan jalan masuk ke desa. Setelah menabung selama berbulan-bulan, akhirnya terkumpul sejumlah 200.000 shilling untuk dijadikan sebagai uang muka. Hasil kerja wanita Umoja pun akhirnya mulai mendatangkan jalan keluar, bahkan para pria, yang tentu saja ikut berusaha menghentikan niat wanita Umoja untuk mencapai harapannya juga berhasil diredam dengan sejumlah kesepakatan.


Sejak desa Umoja didirikan, Rebecca sudah berulang kali terpilih sebagai ketua, dan hingga saat ini, ia masih memegang jabatan tersebut. Ia pun tercatat sebagai ketua organisasi lokal Maendeleo Ya Wanawake Organisasi (MYWO), yaitu sebuah kelompok nirlaba yang bekerja dalam usahanya untuk meningkatkan taraf hidup wanita Kenya. Pada tahun 2010 lalu, Rebecca pun sempat menerima penghargaan berupa Global Leadership Award dari Vital Voices, yaitu sebuah organisasi nirlaba lainnya yang berfokus pada kaum wanita dan hak asasi manusia. Memasuki usianya yang ke-53 tahun, Rebecca tercatat telah berhasil menjadi seorang pengusaha yang sukses dan masih tetap berjuang tanpa kenal lelah untuk menentang segala macam bentuk penindasan terhadap kaum perempuan di Kenya.

Meski secara keseluruhan sudah tercapai, Rebecca mengatakan bahwa kendala terbesar bagi mereka di Umoja adalah kaum pria. "Para pria sangat iri atas keberhasilan yang telah kami capai hingga saat ini. Samburu secara budaya memang menganut paham patriarkal, di mana kaum perempuan biasanya hanya tinggal di rumah bersama anak-anak mereka. Kaum wanita tersebut biasanya memang tak memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan atau hak yang sama dengan kaum pria. Kaum pria intelektual Samburu pun bahkan hingga saat ini masih menentang atas apa yang kami lakukan di Umoja, tapi kami takkan tinggal diam dan akan terus berusaha untuk tetap memperjuangkan segala hak hidup kami. Anggota parlemen di daerah kami bahkan masih tak percaya bahwa kami kini telah memiliki website pribadi dan mereka sungguh marah atas apa yang kami lakukan tersebut!"


Namun demikian, Umoja bisa dikatakan sebagai sebuah desa matriarkal yang sukses, dimana pemberdayaan kaum perempuan kini telah menjadi contoh bahkan bagi kabupeten atau desa lainnya untuk memulai sebuah desa yang eksklusif dan mandiri. Seluruh warga di Umoja saling bahu membahu untuk menghilangkan budaya negatif yang sangat merugikan kaum perempuan, termasuk di dalamnya segala macam tindak kekerasan.


foto: FlickRiver, YouTube, Wikipedia, VitalVoices, UmojaWomen
video: YouTube
sumber: OddityCentral

Selasa, 08 September 2015

monggo monggo Grup Idola Jepang yang mendekati pintu Surga -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Berbeda dengan kelompok girl band pada umumnya, KBG84 merupakan girl band Jepang yang baru terbentuk dengan beranggotakan sekitar 33 orang lanjut usia yang tak hanya sekedar pandai menyanyi, tapi juga masih lincah dalam menari. Dan yang lebih mengagumkan, rata-rata usia dari anggota KBG84 adalah 84 tahun, dimana anggota tertua, Haru Yamashiro, sudah memasuki usia 97 tahun!

Girl band yang baru terbentuk ini bermarkas di pulau terpencil Kohama di Okinawa, Jepang, dan secara mengejutkan kehadiran mereka dalam industri hiburan Jepang langsung menuai sukses sehingga para anggotanya pun seakan tak percaya dengan keberhasilan mereka ini. Single mereka yang berjudul Come on and Dance, Kohama Island, langsung berhasil mencapai puncak tangga lagu, dan mereka baru saja menyelesaikan tur keliling Jepang yang juga meraih kesuksesan.

"Ketika saya pertama kali mendengar seseorang memanggil kita 'idola', saya pikir idola berarti seseorang yang telah menjalani kehidupan yang panjang dan berada di pintu surga," kata diva berusia 92 tahun, Tomi Menaka. "Tapi di Tokyo katanya idola itu artinya penghibur - tapi itu pun melegakan karena saya pikir itu berarti saya sedang dalam perjalanan ke surga."

"Kami merasa seperti bintang di Tokyo," tambah Hideko Kedamori yang berusia 86 tahun. "Semua penonton tersenyum lebar, seakan memberi tenaga bagi kami untuk menyanyi lebih energik. Kami beruntung telah dilahirkan di Kohama. Lirik lagu kami pun mengenai pulau dan alam - tentang paus yang menyemburkan air laut atau lumba-lumba yang menari."

Dan terlepas dari lirik lagu yang mereka nyanyikan, wanita-wanita tua ini pun ternyata masih lucu saat menyanyikannya. Energi dan antusiasme mereka sangatlah menakjubkan, mengingat usia mereka memang sudah tak lagi bisa dikatakan muda. Meski memang rata-rata usia mereka adalah 84 tahun, tak menutup kesempatan untuk mereka yang berusia sekitar 80 tahun untuk ikut bergabung. Nama KBG84 sendiri memang merupakan plesetan dari girl band asal Jepang yang sudah mendunia, AKB48. Huruf "K" mengacu pada Kohamajima, atau pulau Kohama. Huruf "B" untuk oBachan (artinya 'old lady' atau 'wanita tua'), sedangkan "G" diambil dari Gasshodan (artinya 'choir' atau 'paduan suara'). Sementara jika angka '48' dalam AKB48 lebih mengacu pada jumlah anggota, maka angka '84' di KBG84 lebih mengacu pada usia rata-rata dari para anggota 'grannies' band ini.


Tak hanya menuai kesuksesan, kehadiran para nenek ini pun seakan membuktikan bahwa pulau Okinawa merupakan salah satu tempat di dunia yang memiliki harapan hidup yang sangat tinggi bagi para penduduknya, hingga kerap disebut mendekati impian manusia akan surga. Padahal jika dilihat sepintas, diet yang mereka jalani pada umunya terdiri dari ubi jalar lokal dan sayuran, dan praktis tak ada tambahan gula. Menaka mengatakan bahwa untuk urusan diet dia tidak terlalu peduli, tapi ia selalu melakukan pekerjaan rumah tangga untuk menjaga kebugaran tubuhnya.

"Saya menjaga kesehatan diri saya dengan membersihkan rumah, mengepel lantai, dan memasak nasi," katanya. "Saya berlindung di tempat teduh saat cuaca terlalu panas. Saya tak ingin kulit saya terbakar sinar matahari. Saya harus selalu merawat kulit saya karena dalam hati saya merasa masih muda !"


Namun bagaimanapun juga tubuh para nenek ini memang sudah tak bisa selalu mengikuti semangat dalam diri mereka masing-masing. Itulah sebabnya di belakang panggung pentas mereka selalu terdapat tanda larangan masuk yang terpampang di pintu, dimana hal ini sengaja dibuat untuk para personil memonitor tekanan darah mereka, lengkap dengan defibrillator yang juga selalu stand-by.

KBG84 terbentuk atas gagasan musisi Jepang Kikuo Tsuchida, yang memang sudah tinggal menetap di Kohama selama sekitar 20 tahun terakhir. Girl band ini baru-baru ini juga sudah menandatangani kontrak rekaman, termasuk tur keliling, terutama untuk para penonton yang berusia setengah baya hingga usia lanjut. Para anggota sangat menikmati meski selalu diikuti oleh kru kamera, dan meskipun kini mereka sudah menjadi selebritis, tapi tak membuat mereka melupakan waktu luang untuk bercengkrama sambil menikmati secangkir teh.

"Kami masih ingin melakukan hal yang biasa kami lakukan, yaitu membicarakan gosip tentang kehidupan," kata Kedamori. "Kami berjuang bersama seperti yang selalu kami lakukan sejak masih anak-anak. Semua untuk satu dan satu untuk semua."


Minggu, 16 Agustus 2015

monggo monggo Kisah Tragis Wanita Transgender Pertama di Dunia -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Pada tahun 1930-an, Lili Elbe merupakan wanita transgender pertama di dunia yang menjalani operasi pergantian kelamin. Ia lahir dengan nama Einar Mogens Wegener di tahun 1882, hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang wanita seutuhnya, bahkan sebelum istilah "transgender' ditemukan. Sayang, upaya operasi untuk mewujudkan impiannya tersebut berujung fatal.

Kisah hidup Lili Elbe memang terdengar aneh dan sangat menyedihkan. Lahir di Denmark dengan nama Einar Mogens Wegener, awalnya ia hidup sebagai seorang lelaki normal hingga usianya menginjak sekitar 30 tahun. Bahkan, Einar yang saat itu dikenal sebagai seorang seniman, sempat menikah dengan seorang seniman wanita lainnya bernama Gerda Gottlieb. Tapi dari semuanya itu cukuplah membuktikan bahwa sesungguhnya ia tidak nyaman dengan tubuh lelakinya, bahkan sejak dirinya masih kanak-kanak. Sosoknya yang terlihat lebih feminim, membuat ia seringkali menerima kritik saat melangkahkan kaki keluar rumah, karena orang-orang lebih menganggap dia merupakan seorang gadis yang tengah mengenakan pakaian pria.

Ketika hendak melangsungkan pernikahannya dengan Gerda, sebenarnya sudah terlihat bibit-bibit ketidak-harmonisan di antara keduanya. Pertama, mengenai sosoknya yang banyak disebut orang mirip wanita, dan kedua, Gerda ternyata memiliki ketertarikan pada sesama jenis. Tapi kabar mengenai semua hal itu berlalu seiring kepindahan mereka untuk selanjutnya menetap di Paris.

Meninggalkan negara asalnya, Einar mulai kerap menghilang hanya untuk sekedar bisa menyatu dalam kerumunan warga sebagai sosok yang saat itu belum banyak orang yang menyadarinya, sebagai wanita. Dan agar lebih leluasa untuk tampil sebagai Lili, sosok wanita yang selalu diimpikannya, Gerda yang notabene saat itu masih berstatus sebagai istrinya, diperkenalkan pada orang-orang sebagai adiknya. Gerda bahkan mulai melukis sosok misterius Einar, hingga menyebabkan kehebohan kembali seperti hal yang terjadi saat keduanya masih berada di Denmark. Kebenaran pun akhirnya harus terungkap.

Dengan kehebohan yang ada saat itu, secara tak terduga pemerintah Denmark justru malah memberikan kemudahan untuk melegalkan pergantian status gender Einar dari pria menjadi seorang wanita bernama Lili, dan membatalkan status pernikahannya dengan Gerda. Seluruh kemudahan yang diberikan oleh pemerintah Denmark itu pun terbuka setelah serangkaian operasi pergantian kelamin dilakukan di Jerman. Namun, dengan operasi transplantasi yang saat itu yang masih dalam tahap pengembangan, ditambah kurangnya antibiotik modern, tubuh Lili pun menolak rahim donor. Dengan hanya sedikit waktu yang bisa dinikmati Lili untuk hidup sebagai sosok wanita yang sesungguhnya, berbagai komplikasi yang timbul akhirnya merengut hidupnya. Kini hanya tersisa harapan, semoga hari-hari terakhir yang menyakitkan sebagai seorang wanita membuat Lili Elbe berbahagia.


Update: Kisah hidup Lili Elbe sebagai wanita transgender pertama di dunia yang menjalani operasi pergantian kelamin menginspirasi dibuatnya sebuah film berjudul 'The Danish Girl' yang akan rilis pada tanggal 27 November 2015.

sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Lili_Elbe
http://www.legacyprojectchicago.org/Lili_Elbe.html
http://www.imdb.com/title/tt0810819/

Sabtu, 01 Agustus 2015

monggo monggo Kontes Kecantikan yang membutuhkan Sinar-X -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Sepanjang tahun 1950-an hingga 1960-an, ada serangkaian kontes kecantikan populer yang tidak hanya menilai penampilan luar dan kepribadian wanita, tetapi juga tulang dan postur dalam tubuh. Sinar-X dari tubuh para kontestan dinilai bersama dengan postur keseluruhan tubuh mereka untuk menentukan siapa yang memiliki struktur tulang terbaik. Kontes ini merupakan gagasan dari industri chiropractic, dalam usahanya untuk meningkatkan citra publik.

Mereka yang berpikir bahwa standar kecantikan saat ini terlalu tinggi haruslah melihat kembali ke tahun antara 1950-an hingga 1960-an saat wanita harus membuktikan bahwa penampilan mereka benar-benar menakjubkan, baik dari sisi luar maupun dalam.
 
Semua ini terjadi dalam serangkaian kontes kecantikan yang mungkin sudah dilupakan orang saat ini, yang justru merupakan masalah besar bagi peserta kontes yang pernah berlangsung antara tahun 1956 hingga 1968. Kontes yang bertajuk "The Postur Queen" ini dikenal dengan penilaian yang bukan hanya sebatas kecantikan wanita semata, tapi juga kepribadian, ketenangan, dan tentu saja hasil Sinar-X yang dipergunakan untuk menentukan kontestan mana yang memiliki struktur tulang terbaik disamping penilaian fisik luar serta kecerdasan dari masing-masing kontestan. 
 

Mengapa struktur tulang menjadi hal yang cukup penting dalam kontes tersebut? Hal ini justru berkaitan erat dengan para tenaga medis di masa itu, terutama kala itu memang tak ada lisensi untuk seorang dokter ahli tulang. Seorang dokter saat itu masih lebih diklasifikasikan sebagai seorang dukun, hingga penyelenggara kontes berharap penilaian struktur tulang dari para kontestan bisa dijadikan sebuah penghormatan terhadap perjuangan para dokter. Itulah sebabnya asosiasi para dokter berharap penyelenggaraan kontes ini bisa lebih mendekatkan masyarakat dengan dunia kedokteran. Secara keseluruhan, ajang kontes lebih dipergunakan untuk menyebarkan pesan dari para tenaga medis, khusunya para dokter di kala itu bahwa struktur tulang pun menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan kesempurnaan tubuh seseorang. Kesempatan pun diambil oleh perusahaan kasur, seperti perusahaan Posture Queen Mattress untuk ikut menjadi sponsor acara tersebut, termasuk dari sisi finansial, sekaligus menggembar-gemborkan produk mereka sebagai alat bantu dalam mendapatkan "tulang belakang yang sehat."

Uniknya, di masa itu justru orang justru tak peduli dengan struktur tulang yang dimiliki oleh wanita terdekatnya. Jadi bisa dibayangkan bahwa para wanita yang mengikuti kontes pun sebenarnya berharap Sinar-X itu tak perlu lagi dijadikan penilaian.

Beruntung (bukan hanya lebih kepada pertimbangan akibat dari radiasi), kontes itu berakhir di tahun 1960. Pada saat itu, para ahli tulang akhirnya mendapatkan lisensi mereka, hingga lebih berharap untuk fokus pada pekerjaan khusus mereka. Dan bagaimana pun juga, cita-cita yang tertanam dari kontes tersebut tentunya sejalan dan masih harus dilestarikan, karena sesuai dengan pesan leluhur yang berharap agar kita selalu berdiri tegak.

Kamis, 30 Juli 2015

monggo monggo Mengungkap Sisi Gelap Kembar Lima Dionne -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Berita mengenai bayi tabung pada saat sekarang tentu bukan lagi sebuah hal yang aneh, tapi di tahun 1930-an hal itu tentu merupakan sesuatu yang berbeda. Memiliki bayi kembar dua saja sudah dianggap sesuatu hal yang ajaib, terutama jika keduanya berhasil selamat. Demikian juga yang terjadi saat bayi kembar lima dilahirkan oleh seorang wanita di Ontario, Canada, dunia seolah tercengang saat mendapat kabar tersebut.

Bayi-bayi perempuan yang memiliki berat rata-rata sekitar 1,2 kilogram ini lahir dua bulan lebih awal. Bersyukur mereka bisa melewati rintangan yang ada dengan bantuan donor ASI dan para perawat dari Palang Merah Kanada hingga kabar ini menjadi sebuah sensasi baru bagi dunia. Kelimanya dianggap sebagai sebuah keajaiban, dan di era depresi-represi saat itu, lahirnya bayi kembar lima ini dianggap sebuah simbol harapan.

Sebuah hal yang sangat bagus didengar, pada awalnya, tapi itu tak berlangsung lama sebelum semuanya itu menjadi gelap.


Bayi-bayi itu (bernama Annette, Cecile, Emilie, Marie, dan Yvonne) menarik perhatian pemerintah ketika memasuki usia empat bulan. Setelah menyatakan bahwa orang tua tidak mampu untuk merawat, kelima bayi tersebut lantas dipindah ke sebuah rumah yang berada dekat dengan rumah sakit tempat mereka dilahirkan. Di tempat tersebut, mereka berada di bawah pengawasan 'sepasukan kecil' dokter dan perawat, yang terus menjalankan pemeriksaan ilmiah terhadap kelima bayi tersebut.

Dokter mencatat hal-hal seperti adanya kecenderungan bayi-bayi perempuan itu memiliki pasangan satu dengan lainnya, dan ada dua pasang bayi yang lahir di kantung ketuban yang sama hingga mereka memiliki kedekatan satu dengan lainnya. Untuk bayi kelima yang tak memiliki pasangan, dokter menduga ada bayi keenam yang telah mengalami keguguran. Para dokter itu pun mencatat kesamaan fisik dan perbedaan kepribadian di antara kelimanya, hingga seolah mereka ini menjadi daya tarik wisata utama.

Antara tahun 1934 hingga 1943, sudah ada sekitar tiga juta orang yang sengaja datang untuk melihat melalui jendela kaca ke tempat dimana kelima anak tersebut dibesarkan. Terkadang, anak-anak perempuan ini dibawa keluar, berpakaian sama, dan diperkenalkan kepada pengunjung. Meskipun orang tua mereka tinggal di seberang jalan, tapi mereka nyaris tak pernah pulang ke rumah. Ayah mereka, Oliva, berjualan kartu pos dan berbagai barang dagangan, dimana terdapat foto-doto dari kelima anak kembar tersebut yang berlisensi dari sebuah perusahaan yang memproduksi segala sesuatu, mulai dari oatmeal hingga sabun cuci piring. Serangkaian boneka pun dibuat berdasarkanm kemiripan mereka, dan surat penggemar terus meng-update pada dunia mengenai tumbuh-kembang anak-anak ini, sementara foto-foto mereka pun dicetak untuk disebar hingga ke seluruh dunia.

Keluarga dan warga kota pun mendapat keuntungan. Hingga saat itu, diperkirakan keberadaan kembar lima ini sudah memberikan keuntungan hingga sekitar $ 500 juta (Rp 6,5 miliar) dari para pengunjung yang sengaja berwisata menyaksikan fenomena ini.

Semua hal tersebut berlangsung hingga anak-anak ini berusia sekitar sembilan tahun, ketika akhirnya mereka dikembalikan pada orang tuanya. Kehidupan pun tak lagi berjalan baik. Beranjak dewasa, kelimanya mulai mendapat kepahitan dari orang tua mereka yang selalu mengatakan bahwa kehidupan lebih baik sebelum kelimanya lahir. Anak-anak tersebut pun akhirnya menulis buku tentang pengalaman dalam pertumbuhan mereka, dan untuk pertama kalinya pula mereka menyatakan bahwa telah mengalami kekerasan se**ual dari ayah mereka. Uang yang pernah dikumpulkan saat kelima anak tersebut 'dipamerkan' pun sebagian besar hilang saat hendak diserahkan pada kelimanya, dimana saat itu pun mereka begitu tertutup hingga tak lagi mengetahui perbedaan antara nikel dan seperempat.


Merasa tak nyaman dengan keadaan keluarga, kelimanya memutuskan untuk meninggalkan keluarga secepatnya. Emilie yang memutuskan untuk menjadi seorang biarawati, meninggal pada tahun 1954 setelah sebelumnya mengalami kejang. Marie meninggal di tahun 1970 akibat mengalami pembekuan darah. Yvonne meninggal di tahun 2001. Meskipun tiga dari kembar lima ini sempat menikah dan memiliki anak, tapi mereka masih tetap dihantui oleh proses pertumbuhan masa kecil mereka ketika harus tumbuh di balik dinding kaca dan menjadi pajangan untuk jutaan mata pengunjung.

foto: 1-2-3
sumber:

Selasa, 07 Juli 2015

monggo monggo Kisah Nyata Dibalik Film 'True Story' -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Berdasarkan kasus nyata dari terdakwa pembunuhan dan seorang wartawan yang dipermalukan, 'True Story' mengungkap bahwa 'menyatakan kebenaran' bisa menjadi sebuah konsep licik. Lebih baik untuk tetap berpegang pada fakta-fakta.

Apakah kebenaran merupakan hal aneh dari fiksi? Mungkin itulah yang terjadi dalam kasus film 'True Story' yang baru saja dirilis April 2015 lalu, film yang diangkat dari kasus nyata Christian Longo, seorang yang dituduh telah membunuh istri serta ketiga orang anaknya, dan Michael Finkel, seorang wartawan yang telah dipermalukan karena identitasnya telah dipalsukan oleh Chistian Longo. Film yang disutradarai oleh Rupert Goold dan dibintangi oleh James Franco yang berperan sebagai Christian Longo dan Jonah Hill sebagai Finkel, dibuat berdasarkan pada buku yang disusun oleh Michael Finkel (berjudul True Story: Memoir, Mea Culpa) yang menceritakan mengenai kasus yang terjadi serta keterlibatan pribadi sang penulis dengan si pelaku utama. Meskipun pada awalnya Michel Finkel mengaku bahwa ia menulis buku ini untuk sekedar mengungkapkan fakta kebenaran dari apa yang telah terjadi, tapi kebenaran tentu dapat menjadi sebuah konsep yang licik. Jadi lebih baik untuk tetap berpegang pada fakta-fakta.
 
Pertama, Michael Finkel tidak terlalu berpegang pada akurasi dalam hal pelaporan berita. Meskipun ia telah berusaha agar sesuai dengan yang diharapkan oleh New York Times Magazine dengan mengubah konsep tulisan seperti di awal 30-an, wartawan ini ternyata tetap harus menanggung cerita yang ia tulis di tahun 2001 mengenai pekerja anak di Mali. Dalam laporan penyelidikan dari perbudakan yang terjadi di perkebunan kakao di negara Afrika Barat tersebut, Michael Finkel menemukan kenyataan yang jauh lebih kompleks. Editornya di Times Magazine akhirnya mengusulkan agar is lebih fokus pada perjalanan hidup seorang anak laki-laki di sebuah desa miskin yang dipekerjakan di perkebunan itu.Masalahnya, ternyata tak ada sumber tunggal yang bisa menjadi sumber laporan Michael dalam menceritakan kisah ini. Akhirnya, Michael memutuskan untuk melakukan wawancara dengan sejumlah buruh dengan subyek cerita tetap berpegang pada sebuah nama sebenarnya dari seorang anak yang telah ia sebutkan sebelumnya. Cerita itu pun akhirnya dipublikasikan hingga terlihat jelas ketidaksesuaian. Michael Finkel pun akhirnya mendapatkan kritik keras dari publik dan ... dipecat.


Saat sebuah pintu tertutup, ada jendela yang terbuka. Mungkin itulah yang terjadi saat di awal tahun 2002 lalu, Michael mendapat telepon dari rekannya sesama wartawan yang bertanya mengenai kausu yang saat itu masih asing bagi dirinya. Tepat sebelum Natal di tahun 2001, mayat dua anak ditemukan mengambang beberapa kaki dari tepian pantai, dimana pergelangan kaki mereka diikat pada sarung bantal yang telah diisi dengan bongkahan batu. Keduanya diidentifikasikan sebagai dua anak Christian Longo, dimana yang satu bernama Zachery, usia 4 tahun, dan Sadie, usia 3 tahun. Beberapa hari kemudian, istri Christian yang bernama Mary Jane dan putrinya yang masih berusia 2 tahun juga ditemukan di sebuah teluk yang berlokasi dekat tempat kejadian pertama. Keduanya diketahui telah dicekik sebelum dimasukan ke dalam koper lalu dibuang ke dalam air. Pencarian Christian Longo membawa FBI memasuki wilayah Cancun, Meksiko, dimana Christian saat itu memperkenalkan dirinya sebagai Michale Finkel, penulis untuk New York Times. Ia mengaku saat itu tengah tertarik untuk menulis tentang orang-orang yang tengah dipenjara.

Ternyata Christian Longo selama ini telah banyak membaca dan menggemari tulisan Michael Finkel di Times, National Geographic Adventure dan Sports Illustrated. Itulah sebabnya ia memilih mengaku sebagai Michael yang berprofesi sebagai wartawan. Ia pun setuju (sesuai saran pengacaranya) untuk memungkinkan Michale Finkel melakukan wawancara terhadap dirinya, hingga kemudian keduanya mulai melakukan panggilan telepon minguan, menulis surat dan melakukan pertemuan beberapa kali. Keduanya pun mulai saling mengnal pribadi masing-masing, meskipun jelas Michale tidak melakukan pembunuhan terhadap siapapun. Tapi dalam 'True Story' jelas diakuinya bahwa "Saya telah berbohong berkali-kali untuk meningkatkan kepercayaan diri saya, untuk memperoleh simpati, untuk membuat diriku tampak tak biasa."

Penyamaran yang dilakukan oleh Christian Longo jelas membuat Michael Finkel berada dalam posisi memalukan. Meskipun riwayat kehidupan Christian Longo saat sebelum terjadinya aksi pembunuhan tampak biasa, tapi kehidupan muda Christian Longo ternyata telah dihiasi dengan sejumlah catatan buruk mengenai pelanggaran, penipuan dan pencurian. Christian lalu memutuskan untuk menikah dengan seorang gadis bernama Mary Jane yang saat itu masih berusia 19 tahun dan berharap kehidupannya setelah menikah bisa mengalami kemajuan. Tapi apa yang didapat oleh Christian ternyata tak sesuai dengan harapannya. Bisnis yang dijalaninya harus terpuruk. Ketika ia tak lagi mendapat ijin mengemudi, ia membuat SIM palsu, lalu mendatangi sebuah dealer mobil di Ohio, melakukan test drive dan membawa kabur mobil tersebut. Ketika tak dapat membayar gaji karyawannya, ia memalsukan cek kliennya sebesar $ 17.000 lalu membuat kartu kredit dengan mengata-namakan ayahnya. Ia pun lalu ditangkap, kehilangan perusahaannya dan dikucilkan dari lingkungan. Dalam masa percobaan tahanan, Christian akhirnya membawa istri dan anak-anaknya pergi menuju Oregon, hingga akhirnya ia membunuh mereka seluruhnya.

Christian Longo tidak mau mengaku, bahkan sejak awal ia berdalih tidak bersalah, dia diam membisu terhadap semua dakwaan atas pembunuhan yang telah dilakukannya. Dan meskipun ia menceritakan kisah hidupnya kepada Michael Finkel, tapi ia tetap tak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya atas pembunuhan yang telah terjadi. Kemudian ia mengaku bersalah atas pembunuhan istri dan anak bungsunya, tapi tak bersalah atas kematian dua anaknya yang lain. Pada persidangan di tahun 2003, ia menjelaskan bahwa telah mengetahui kebohongan yang dilakukan oleh istrinya, Mary Jane, yang telah melakukan tindak kriminal terhadap kedua anaknya, Zachery dan Sadie, dengan membunuh lalu membuang jasadnya. Ia juga mengetahui bahwa istrinya telah berusaha juga untuk membunuh Madison, anak bungsu mereka. Ketika Christian mengetahui dua anaknya telah tiada dan anak bungsunya terluka parah, ia memutuskan untuk mencekik Mary Jane sekaligus mengakhiri hidup anak bungsunya tersebut. Juri tampak tak bergeming, mereka tetap pada keputusan bahwa Christian bersalah dan menjatuhkan putusan hukuman mati terhadapnya.


Kisah ini memang tak berakhir disini. Buku yang ditulis Michael Finkel akhirnya terbit di tahun 2005. Pada tahun 2009, Christian Longo menghubungi penulis buku 'Oregon’s Death Row' dan mengatakan bahwa ia ingin menceritakan pengakuan yang sebenarnya. Dalam pengakuannya tersebut, Christian mengaku bahwa saat itu ia sudah tak mampu lagi berperan sebagai seorang suami dan ayah bagi keluarganya. Ia mengaku memang telah membunuh seluruh keluarganya, mencekik Mary Jane saat bercinta, dan menenggelamkan anak-anaknya. Dia mengatakan bahwa ia sekarang telah siap menjalani eksekusi dan ingin menyumbangkan organ tubuhnya.

Sayangnya, Michael Finkel menemukan fakta, eksekusi dengan cara suntikan mematikan yang akan dijalani oleh Christian dapat membuat organ tubuh yang akan disumbangkan menjadi tak lagi berfungsi. Mengetahui hal itu, Christian pun akhirnya membuat sebuah organisasi yang bernama GAVE (Gifts of Anatomical Value from the Executed) dengan tujuan mengubah metode eksekuis untuk memungkinkan pengambilan organ tubuh dari seseorang yang menjalani eksekusi mati. Dia pun bahkan menuli sepotong catatan kecil untuk New York Times mengenai niatnya untuk menyumbang organ tubuh. Kini, seperti halnya Michael Finkel, Christian pun bisa jujur mengatakan bahwa ia telah menulis untuk surat kabar New York Times.
 

sumber: Biography

Rabu, 01 Juli 2015

monggo monggo Pria Setengah Baya Terkejut mendapati Dirinya 'Haid' -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Hingga saat ini banyak hal berkaitan dengan gender yang dilihat sebagai isu 'hitam-putih', meski pada kenyataannya masih banyak hal 'bias' mengenai hal ini. Seperti hal unik yang terjadi pada seorang pria asal Cina ini, dirinya terkejut sekaligus bingung saat dokter yang memeriksa penyakitnya justru malah menyatakan bahwa dia adalah wanita ...

Baru-baru ini, seorang pria asal Cina yang berusia 44 tahun mendatangi dokter setelah beberapa hari mengalami sakit di perutnya serta menemukan darah dalam cairan kencingnya. Khawatir mengenai sumber pendarahan, dokter kemudian memerintahkan untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan pada diri pria tersebut. Hasilnya sangat mengejutkan, dokter ternyata menemukan organ reproduksi wanita yang lengkap dalam tubuh pria tersebut yang diyakini sedang dalam masa menstruasi.

Menurut sumber dari situs berita Cina, Zhejian Online, pria yang memiliki marga Chen tersebut tinggal di sebelah timur provinsi Zhejiang dan baru pertama kali merasakan sakit seperti yang dirasakannya saat itu. Dia dengan diantar istrinya yang telah dinikahinya selama 10 tahun pergi ke rumah sakit lokal di kota mereka, Yongkang, untuk mengetahui dari mana sakit itu berasal.

Dokter menjelaskan kepada media lokal bahwa Chen datang dengan berpakaian seperti layaknya lelaki normal, dengan potongan rambut pendek, dan diantar istrinya. Pihak rumah sakit pun memperlakukan Chen sebagaimana yang dilakukan terhadap pasien lelaki lainnya. Tetapi setelah melihat hasil CT Scan yang memperlihatkan bahwa terdapat organ reproduksi wanita yang lengkap dalam tubuh Chen, barulah dokter menyadari bahwa sesungguhnya Chen terlahir sebagai wanita. Dan setelah dilakukan pemeriksaan lebih detail, terungkap jelas bahwa Chen memang hanya memiliki sedikit rambut di bagian wajahnya, tak memiliki 'jakun'seperti pada umumnya kaum lelaki, serta alat kelamin yang cacat. Namun Chen mengatakan bahwa kehidupan s**s yang dijalani bersama istrinya berjalan normal, meskipun alat kelaminnya tak seperti umumnya lelaki normal.

Dokter akhirnya mendiagnosis Chen dengan hiperplasia adrenal kongenital, suatu kelainan genetik di mana kelenjar adrenal dapat menghasilkan lebih atau kurang dari hormon yang menentukan pengembangan alat kelamin dan karakteristik seks sekunder seperti rambut tubuh. Wanita yang mengalami gangguan ini akan memiliki semua organ reproduksi wanita, tetapi mungkin secara penampilan memiliki lebih banyak fitur maskulin seperti suara yang lebih dalam atau bahu yang lebih lebar.

Karena Chen telah hidup begitu lama tanpa sedikit pun mendapat pengobatan hormon yang tepat untuk mengatasi kelainan yang dideritanya, kelenjar adrenal akhirnya mengembangkan tumor dan harus segera dilakukan operasi untuk menghilangkannya. Beruntunglah, tumor tersebut ternyata jinak dan ia sudah dapat meninggalkan rumah sakit setelah mendapat perawatan selama dua minggu. Selama dalam perawatan rumah sakit, Chen pun menjalani tes genetik yang semakin menguatkan, setidaknya secara biologis, bahwa ia merupakan seorang wanita.

Kejadian ini ternyata bukanlah yang pertama kali terjadi. Tahun lalu, seorang pria yang telah berusia 66 tahun pergi ke seorang dokter dengan mengeluh sakit perut dan hasil tes menunjukkan bahwa sumber rasa sakit ternyata berasal dari kista ovarium. Pria dengan postur tubuh pendek, yang ternyata juga mengalami hiperplasia adrenal kongenital, menjalani hidupnya sebagai laki-laki dan memiliki rambut wajah dan suara berat. Dia juga memiliki Sindrom Turner, kondisi di mana seorang wanita lahir tanpa memiliki dua kromosom X.

Sayangnya dari situs media Cina yang melaporkan berita ini tidak menjelaskan secara rinci lebih lanjut apakah pria tersebut lalu memutuskan untuk mengubah identitas gender setelah akhirnya diketahui bahwa dirinya terlahir sebagai wanita. Tapi jika mengingat bahwa dia telah menjalani sebagian besar hidupnya dan terbiasa diidentifikasi sebagai laki-laki hingga saat itu, berita mengejutkan ini mungkin tidak mengubah apapun bagi diri atau keluarganya. Dan kasus ini harusnya lebih mengingatkan bahwa jika kebanyakan orang menganggap s**s harus dilakukan dengan lawan jenis, maka sebagian orang ternyata tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.

Kamis, 25 Juni 2015

monggo monggo Skandal Beras Plastik terungkap di Cina -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Sebuah skandal keamanan pangan mengenai beras palsu baru-baru ini mengguncang Cina. Dari laporan berita disebutkan bahwa beras palsu atau yang dikenal juga dengan nama beras plastik itu dibuat dengan cara mencampur kentang dengan resin sintetik. Ada pula rumor tentang beras 'murah tapi menguntungkan' yang di ekspor ke negara-negara Asia lainnya termasuk Singapura, Indonesia, Vietnam, dan India.

Butiran beras palsu memang agak sulit untuk dibedakan dengan beras alami saat ini. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan memasaknya, karena beras palsu akan tetap keras atau bahkan hancur dan sulit untuk dicerna. Dalam sebuah publikasi dijelaskan bahwa memasak sup dengan dicampur beras plastik akan membentuk lapisan plastik di bagian atasnya, yang bisa terbakar ketika dipanaskan.

Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa beras palsu atau beras plastik ini, jika dikonsumsi, bisa mendatangkan malapetaka pada sistem pencernaan. Bahkan menurut salah seorang pejabat dari Asosiasi Restoran Cina, makan tiga mangkuk nasi plastik akan sama hasilnya dengan mengkonsumsi satu kantong plastik!

Berita mengenai adanya beras palsu atau beras plastik ternyata memang sudah lama beredar di media sosial seperti Facebook dan aplikasi mobile messaging Whatsapp selama beberapa tahun terakhir. Laporan tersebut menunjukkan bahwa beras plastik tersebut awalnya dijual di pasar Cina, tepatnya di daerah Taiyuan, provinsi Shaanxi, Cina. Keberadaan beras palsu atau beras plastik tersebut memang hanya bisa didapatkan di toko-toko kecil, bukan di supermarket besar, hal inilah yang menyebabkan sulit di deteksi. Kini semakin banyak orang kuatir penjualan beras plastik tersebut akan semakin menyebar ke negara-negara lainnya di Asia.


Hasan Malek, Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Konsumerisme Malaysia, mengatakan bahwa orang-orang tidak perlu panik sebelum kabar tersebut resmi dikonfirmasi. "Kabar tersebut bisa benar atau salah," demikian penuturannya pada media Star Online. "Kami juga tidak tahu apakah beral palsu sudah memasuki negara ini, tapi kami takkan menyepelekan kabar ini dan akan melakukan investigasi secara nasional."

Hasan juga menegaskan bahwa tim investigasi akan fokus pada pengujian sampel beras yang di dapat dari toko-toko kecil. "Kami akan melakukan investigasi, tapi saya menghimbau untuk masyarakat pun ikut melaporkan kepada kementrian jika mereka menemukan keberadaan beras palsu tersebut di pasaran. Semua laporan akan diperlakukan secara rahasia." Dia juga menambahkan bahwa beras palsu atau beras plastik tersebut akan sulit untuk di deteksi jika telah dicampur dengan beras biasa.

Sementara itu, BPOM Singapura atau Agri-Food and Veterinary Authority (AVA) juga bereaksi terhadap kabar ini. "Merupakan bagian pengawasan rutin yang kami lakukan untuk memeriksa beras impor secara teratur dan memastikan sampel mengikuti kepatuhan terhadap standar keamanan pangan," kata juru bicara AVA kepada The Straits Times. "Hingga saat ini kami memang belum menemukan bukti adanya beras palsu."

Skandal beras palsu merupakan salah satu dari sekian banyak masalah keamanan pangan yang harus ditangani oleh pemerinyah Cina. Tercatat pada tahun 2010 lalu, sebuah perusahaan di Xi'an, provinsi Shaanxi juga terbukti mencampurkan semacam 'bumbu' pada beras yang mereka jual agar terasa seperti 'beras Wuchang' yang dikenal mahal. Sebelumnya pada 2008, ada pula skandal susu formula bayi yang bercampur dengan senyawa plastik atau melamin, hingga menyebabkan enam bayi meninggal dan 300.000 bayi lainnya menderita masalah ginjal yang parah.

Parahnya, ternyata tak hanya beras yang pernah dipalsukan di Cina, tapi juga ada daging babi yang diubah menjadi daging sapi serta kenari berisi beton. Ckckckck .... aya-aya wae ....!!!

Sumber: FMT, Shanghaiist, Asia News

Jumat, 19 Juni 2015

monggo monggo Matilda: Kucing Lucu Ber-Mata 'Alien' -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Kehadiran Matilda segera menjadi sensasi hangat di dunia maya, semua dikarenakan mata kucing ini yang besar, mirip mata 'alien'. Tak heran jika dengan cepat, akun Instagram kucing ini telah memiliki lebih dari 33.000 pengikut dan dipastikan akan terus bertambah.

Sayangnya, kisah kucing ini ternyata tak selucu penampilannya. Kucing yang saat ini berusia dua tahun dipastikan akan mengalami kondisi yang makin memburuk seiring bertambahnya usia. Pemilik kucing ini, yang tak mau disebutkan identitasnya, mengaku telah mengurus Matilda dan selalu memperlakukan Matilda seperti layaknya seekor kucing normal, kecuali bentuk mata kucing ini yang berubah dari waktu ke waktu.

"Matilda tinggal bersama kamijuga hewan-hewan peliharaan lainnya," demikian keterangan yang tertulis di situs resmi Matilda. "Dia lahir tepat pada Hari Valentine 2013 lalu dalam gudang di sebuah kota kecil, dan segera dijemput oleh kelompok penyayang binatang. Matilda kemudian diserahkan kepada kami saat usianya masih 12 minggu, masih imut dan lucu hingga menggemaskan siapapun yang melihatnya."


Tapi tak lama setelah ulang tahun pertamanya, pupil mata kanannya semakin membesar dan itu terjadi hanya dalam waktu beberapa menit. Setelah berkonsultasi dengan beberapa orang dokter, salah satu dari dokter itu kemudian men-diagnosis hal ini sebagai leukemia kucing. Merasa prihatin dan sedih, pemilik segera menghubungi kelompok penyayang binatang yang menemukan Matilda sebelumnya untuk mencari tahu bagaimana Matilda bisa tertular penyakit itu. Saat itulah diketahui bahwa kelompok penyayang binatang pun ternyata memang hendak menghubunginya juga. "Ternyata, dua kucing lainnya yang lahir bersamaan dengan Matilda (dari induk yang sama), juga memiliki kondisi mata yang aneh pula, itulah sebabnya kelompok penyayang binatang tersebut berusaha untuk menemukan Matilda kembali," demikian juga tertulis di website.


"Kami lalu segera menghubungi pemilik 'saudara-saudara' Matilda lainnya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang masalah mata yang diderita sebelum akhirnya kembali membawa Matilda ke dokter hewan, di mana dilakukan pengujian lebih lanjut tentang leukemia kucing. Hasil tes dinyatakan negatif. Janji dengan dokter mata hewan pun segera dibuat. Dokter spesialis ini pun segera datang dengan membawa berbagai peralatan canggih dan melakukan tes terhadap Matilda. Hasilnya ditegaskan bahwa kondisi mata yang dialami Matilda diakibatkan karena lensa mata yang mengalami pergeseran secara spontan, seperti juga yang dialami saudara-saudara Matilda."


Pergeseran lensa spontan ini merupakan suatu kondisi di mana lensa mata berpindah dari tempatnya secara tiba-tiba. Lensa di mata kanan Matilda telah secara spontan bergeser. Dihadapkan dengan informasi terbaru ini, pemilik semakin tak yakin dengan apa yang harus diperbuatnya untuk membantu Matilda. Terlebih diketahui kemudian bahwa salah satu kucing lainnya yang juga merupakan saudara Matilda telah menjalani operasi, dan itu pun ternyata tak banyak membantu. Dengan gangguan genetik yang dialami Matilda, termasuk disebutkan pula kekurangan kolagen, diperkirakan akan membutuhkan waktu penyembuhan yang lama dan juga proses operasi yang cukup sulit.


"Setelah berdiskusi dan melakukan pertimbangan, kami dengan dukungan dokter mata hewan memutuskan akan membiarkan mata Matilda seperti apa adanya saat ini, dan takkan melakukan campur tangan atau operasi apapun karena hal itu tak akan banyak membantu Matilda," demikian penjelasan pemilik Matilda. "Selama Matilda tetap bahagia dan sehat, itulah satu-satunya hal terpenting."

Sejak keputusan itu, kondisi mata Matilda memang telah 'berubah' dan 'berkembang' terus-menerus. Mata kiri Matilda pun akhirnya mengalami hal yang sama dengan mata kanannya, mengalami pergeseran lensa mata, bahkan kini cenderung buta. Hal inilah yang kini menbuat kucing ini selalu tampak sedih dan murung selama beberapa hari. Meskipun telah menggunakan obat tetes mata untuk sekedar mengurangi tekanan dan rasa sakit yang dialami, Matilda masih tampak tertekan. Pemilik Matilda pun sempat kuatir menghadapi kondisi ini, tapi untunglah dalam dua hari kemudian, Matilda sudah mulai tampak ceria kembali.


Pemilik Matilda kini juga telah membuka sebuah halaman di website GoFundMe untul Matilda. Ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dana bila penglihatan Matilda semakin parah dan memerlukan tindakan operasi. "Saat ini Matilda memang diberi tambahan obat untuk menjaga agar matanya tetap dapat berfungsi. Tapi kami yakin bahwa tindakan operasi suatu saat nanti tentu akan diperlukan."


Sementara ini, pemilik secara rutin selalu membawa Matilda ke dokter mata hewan untuk melakukan pemeriksaan. Pemilik pun mengawasi perkembangan Matilda sekaligus memberikan kabar terbaru Matilda melalui akun Instagram yang khusus dibuat untuk Matilda.

Kondisi penyakit langka memang telah membuat Matilda menjadi sensasi tersendiri di dunia maya, meski jelas berbeda dengan kucing-kucing lainnya yang juga telah menjadi bintang, seperti Garfi si kucing grumpiest, Snoopybabe dengan wajah datar yang menggemaskan, atau Choupette si kucing yang menjadi model.

Foto: Cat Alien Matilda

sumber: ABC News

Kamis, 26 Maret 2015

monggo monggo 10 Jenis Batu Berharga Termahal dan Langka di Dunia -lamasekaliperginya -lamasekaliperginya


Sejak dahulu kala keberadaan batu berharga sudah dikenal oleh manusia, yang tak hanya sekedar menjadikannya perhiasan tapi tentunya ikut menentukan status kekayaan dari seseorang. Sejarah pun mencatat bahwa Cleopatra, winta yang sempat menjadi penguasa di jaman Mesir Kuno, juga merupakan seorang kolektor batu berharga yang memiliki berbagai batu berharga yang sangat mahal. Tak hanya dari sekedar bentuk, warna serta kilauan yang terpancar dari batu-batu berharga tersebut, tapi keberadaannya yang sulit didapatkan juga turut menentukan harga dari masing-masing jenis batu berharga tersebut. Berikut daftar dari 10 Jenis Batu Berharga Termahal dan Langka di Dunia, yang selain memiliki harga yang mahal, tapi juga tentunya sulit ditemukan.


1. Jadeite
Jadeite merupakan jenis batu berharga yang memiliki kandungan mineral piroksen, dimana biasanya memiliki warna hijau apel, hijau zamrud, hijau daun, atau hijau kebiruan. Namun ternyata tak jatang pula ditemukan jenis yang memiliki warna putih kehijauan atau putih yang disertai dengan bintik-bintik hijau. Semakin kuat warna hijau yang terlihat, maka semakin mahal harga batu yang juga dikenal dengan sebutan batu giok ini. Kebanyakan dari masyarakat China lebih menyukai jadeite atau giok yang berwarna putih dengan bintik-bintik hijau. Batu jadeite yang memiliki berwarna biru-hijau tua juga sempat beberapa kali ditemukan di sekitar Guatemala. Tapi dikarenakan masyarakat setempat masih kuat memegang nilai historis dari batu yang disebut dianggap memiliki keterkaitan dengan masyarakat Mesoamerika Olmec pada masa lalu, maka eksplorasi tak banyak dilakukan untuk pencarian jenis batu ini. Harga jenis batu ini pun tentunya akan semakin tinggi jika kelak pertambangan di Guatemala diaktifkan, bahkan tak mengherankan jika kategori terbaik dari jenis batu ini bisa mencapai (atau bahkan melebihi) harga $ 3 juta (sekitar Rp. 40 miliar) per karat.

2. Berlian Merah
Berlian merah juga masuk dalam kategori batu permata yang langka di dunia. Tak mengherankan jika kelangkaan ini membuat harga jebis batu berharga ini juga turut melambung tinggi. Sebuah perusahaan pertambangan yang beroperasi di Australian tercatat sempat beberapa kali menemukan sejumlah kecil jenis batu berharga ini di sela kegiatan pertambangan yang mereka lakukan di setiap tahunnya. Dari hasil lelang penjualan yang dilakukan dalam beberapa kali, didapat kenyataan bahwa harga dan permintaan akan jenis batu berharga ini yang semakin meningkat. Harga terakhir menyebutkan bahwa jenis batu ini sudah mencapai kisaran harga $ 2 - 2,5 juta (sekitar 30 miliar) per karatnya.

3. Serendibite
Batu berharga jenis serendibite, merupakan jenis batu berharga yang memiliki kandungan boron, yang juga merupakan jenis batu berharga yang langka di pasaran. Hingga saat ini hany dua daerah yang dikenal menghasilkan jenis batu ini. Satu daerah berada di Ratanapura di Sri Lanka, sedangkan daerah lainnya berada di Mogok, wilayah Burma sebelah utara. Sebagian besar jenis batu serendibite yang ditemukan memiliki warna biru kehijauan, biru keabu-abuan serta kuning pucat dengan garis putih di dalamnya. Sedangkan untuk segi harga, jenis batu ini bisa mencapai kisaran harga $ 1,8 - 2 juta (sekitar Rp. 25 miliar lebih) per karat.

4. Gamet Biru
Memang banyak jenis batu gamet yang beredar di pasaran. Biasanya memiliki beragam warna seperti hitam, coklat, hijau, oranye, merah muda, ungu, merah dan kuning. Bahkan ada beberapa diantaranya yang tak memiliki warna alias bening. Tapi itu semua tak ada yang bisa menyamai harga gamet biru. Batu berharga jenis seperti ini pertama kalinya ditemukan di Madagaskar pada tahun 1990-an, meskipun sebenarnya eksplorasi pertambangan yang sama juga telah dilakukan di Rusia, Amerika Serikat dan Turki. Meskipun jika dilihat sepintas jenis batu ini memiliki warna biru agak kehijauan, tapi kandungan vanadium yang berada di dalam batu ini akan membuatnya memancarkan rona keunguan jika dilihat melalui lampu pijar. Itulah sebabnya tak heran jika harga jenis batu ini bisa mencapai $ 1,5 juta (sekitar Rp. 20 miliar) per karatnya.

5. Grandidierite
Alfred Grandidier adalah seorang sejarawan alam yang selain terkenal di dunia arkeologi, juga terkenal atas penemuan di Madagaskar dari kerangka dan sisa-sisa burung gajah yang beratnya mencapai sekitar setengah ton dan yang telah punah selama ribuan tahun lalu. Dia juga terkenal di dunia gemologi atas penemuan batu langka di Sri Lanka yang memancarkan cahaya warna biru, hijau dan putih. Awalnya, mereka mengira yang ditemukan itu adalah jenis batu serendibite, tapi setelah dicermati lenbih dekat, gemologist atau para ahli batu berharga menyimpulkan bahwa itu adalah jenis batu yang sama sekali baru. Itulah sebabnya jenis batu ini kemudian dinamakan Grandidierite, mengambil nama dari Alfred Grandidier sebagai penemu batu berharga jenis ini. Harga batu permata jenis Grandidierite ini ditaksir bisa mencapai sekitar $  100.000 (sekitar Rp. 1,3 miliar) per karat

6. Painite
Ditemukan pada tahun 1950 oleh Inggris Arthur C. Pain, painite merupakan jenis batu dengan bahan borat yang langka. Keunikannya adalah jenis batu berharga ini memiliki bentuk segi enam alami dengan warna oranye kemerahan atau merah kecoklatan. Di dalam batu jenis ini juga terkandung sejumlah mineral besi, vanadium, dan kromium. Dan meskipun masuk dalam kategori jenis batu berharga yang langka, tapi baru-baru ini telah ditemukan kembali jenis batu ini dari penggalian yang dilakukan di Burma. Di sisi harga, batu permata jenis Painite ini bisa mencapai kisaran harga $ 50.000 - 60.000 (sekitar Rp. 650 - 800 juta ) per karat.

7. Musgravite
Jenis batu permata ini sebenarnya memiliki kandungan mineral silikat yang pertama kali ditemukan di Australia di sebuah daerah yang bernama Musgrave. Walaupun jenis mineral serupa juga ditemukan di Madagaskar, Greenland dan Sri Lanka, tapi jenis batu ini tetap masuk dalam kategori bebatuan berharga yang langka. Sejumlah jejak aluminium, berrylium dan magnesium pun terdapat dalam batu tersebut. Dari segi harga, Musgravite ditaksir sekitar $ 35.000 (sekitar Rp. 450 juta) per karat.

8. Bixbite
Bixbite atau juga yang seringkali disebut sebagai zamrud beryl merah ini selain langka, juga selam ini hanya ditemukan di beberapa daerah di Utah, Amerika Serikat, Beaver Country, dan Sierra Country di New Mexico. Daerah lainnya yang juga pernah menemukan jenis batu ini adalah Violet Claim, yang berlokasi di Gunung Wah Wah di daerah Utah. Sementara di Filmore, daerah Utah lainnya, tepatnya di Lamar Hodges, batu jenis ini ditemukan secara tak sengaja oleh seorang penggali uranium yang tersandung pada sebuah batu jenis ini. Harga jenis batu ini diperkirakan sekitar $ 10.000 (sekitar Rp. 130 juta) per karatnya.

9. Opal Hitam
Opal selama ini dikenal sebagai batu permata nasional Australia, yang menghasilkan 97 persen dari seluruh pasokan dunia. Bagian selatan negara itu merupakan penghasil opal terbanyak, yaitu sekitar 80 persen dari seluruh penghasilan negara itu. Opal tidak termasuk mineral, karena sebenarnya merupakan bentuk amorf silika yang berkaitan dengan kuarsa. Berat batu itu sendiri memiliki 20 persen air, karena struksur internal yang unik inilah yang membuat batu permata jenis ini lentur cahaya, yang mungkin hadir dalam berbagai warna mulai dari biru, coklat, abu-abu, hijau, magenta, zaitun, oranye, merah muda, merah, mawar, batu tulis, putih dan kuning. Tapi dari sekian jenis atau macamnya jenis batu opal, yang paling langka adalah jenis batu opal hitam, hingga membuat harganya menjadi yang termahal di antara jenis batu opal lainnya. Dan selain di Australia, daerah lainnya di dunia yang merupakan daerah dimana pernah ditemukannya jenis batu ini adalah Brasil, Meksiko, Amerika Serikat, Mali dan Ethiopia. Sedangkan untuk harga jenis batu ini diperkirakan sekitar $ 2.355 (sekitar Rp. 30 juta) per karat

10. Jeremejevite
Jeremejevite merupakan jenis batu permata yang mengandung mineral aluminium borat dengan fluoride dan ion hidroksida. Pavel Vladimirovich Eremeev merupakan orang yang pertama kali menemukannya di Siberia. Sebagian besar batu ini berwarna biru atau kuning. Tapi ada pula jenis yang berwarna putih yang pernah ditemukan. Selain di daerah Siberia, daerah lainnya yang pernah menemukan jenis batu permata ini adalah Namibia, Jerman, serta Gunung Pamir di Tajikistan. Sementara untuk harga dari jenis batu permata ini adalah sekitar $ 2.000 (sekitar Rp. 25 juta) per karat.

Itulah selengkapnya daftar 10 Jenis Batu Berharga Termahal dan Langka di Dunia yang mungkin bisa menambah wawasan dan pengetahuan Anda. Partisipasi berupa saran serta kritik atas postingan ini bisa Anda salurkan melalui kolom komentar di bawah postingan ini. Salam dan terima kasih telah menyempatkan waktu untuk berkunjung ke blog ini.

sumber: TheRichest